Minggu, 24 Oktober 2010

Perubahan Status bisa Mempengaruhi Tingkah Laku

Mmmm.....
Mungkin ada pro dan kontra dengan Judul diatas, namun kita juga harus mengakui tidak jarang mereka yang sudah mengalami perubahan status menjadi lebih baik, juga mempengaruhi tingkah lakunya dalam pergaulan di kesehariannya. Seandainya sifat nya menjadi lebih baik, sepertinya tidak dipermasalahkan, namun apabila seandainya perubahan itu lebih banyak merugikan orang di sekitar,,,, nah lo....

Bukan tanpa alasan saya menulis seperti ini, there is a clear evidence that explains it. Perilakunya berubah setelah mengalami perubahan status kerja, dari yang tenaga koperasi, menjadi tenaga out sourching. dulu, lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, namun sekarang rasa tanggung jawab itu menurun drastis, dan sering melimpahkan tanggung jawab kepada rekan kerjanya yang statusnya masih tenaga koperasi.

Kalo ditinjau ulang, manajemen memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada seseorang itu menjadi tenaga OSC, karena melihat kinerjanya yang cukup baik. Seyogyanya, apabila diberi kesempatan itu, paling gak, rasa tanggung jawab itu seharusnya bertambah....mmmm.....kok bisa ya.....

Yang kasian sih rekan kerja nya itu....sering ditinggal, sering di persalahkan...aduh......tapi yang namanya rekan kerja nya itu...nrimo apa adanya....

Kasus ini bisa juga di samakan dengan para anggota dewan, yang setelah duduk di kursi nya, malah sering melupakan tanggung jawabnya terhadap janji janji yang telah diucapkannya kepada rakyat.

Mereka lebih senang melakukan studi banding yang menghabiskan anggaran sebesar ratusan milyar rupiah, sementara di negara ini masih banyak anak2 Indonesia yang putus sekolah hanya gara2 tidak bisa membayar iuran sekolah 20.000 / bulan...

Ironis memang.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar