Dingin menusuk ke tulang sum sum
Puisi bernafas dengan angin dingin di hidungnya
Awan – awan merah sang fajar
Meratapi nasibnya yang sebentar lagi sirna
Keindahannya di telan sang surya
Air wudhu masih membekas
Di mataku dan di alisku
Ya Allah…
Bak sekuntum bunga
Ijinkan aku membuka kelopak pagi Mu
Meski di sini tiada lagi bau rerumputan
Ya Allah…Ijinkan aku menikmati dan mensyukuri hidup hari ini
Menikmati dan mensyukuri derita dan bahagia
Demi lengkapnya hidup sebagai manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar